Thursday 31 January 2013

Infrastruktur Belum Memadai, Investasi di Bengkulu Terhambat

Infrastruktur yang belum memadai seperti sektor kelistrikan, air bersih, kondisi jalan dan pelabuhan, menjadi penghambat kran investasi ke Provinsi Bengkulu, kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah setempat, Iriansyah.

"Infrastruktur kita belum memungkinkan untuk menarik investasi sebesar-besarnya, karena ketersediaan tenaga listrik yang merupakan kebutuhan dasar masih belum memadai," katanya di Bengkulu, Kamis.

Menurutnya, untuk mengundang investor ke daerah itu, pemerintah daerah perlu menyiapkan perangkat penting yang menjadi kebutuhan dalam pengembangan investasi.

Ketersediaan tenaga listrik misalnya, sudah diupayakan dengan mewujudkan interkoneksi dari PLTA Musi di Kabupaten Kepahiang.

Namun, sampai hari ini belum terealisasi karena terkendala pembebasan lahan untuk pembangunan menara dan gardu induk.

"Jangankan untuk kebutuhan industri, memenuhi kebutuhan rumah tangga saja masih kesulitan," ujarnya.

Pada 2013 kata dia, Pemerintah Provinsi Bengkulu menargetkan nilai investasi yang masuk ke daerah itu sebesar Rp2 triliun.

"Target nasional sekitar Rp350 triliun, dan Provinsi Bengkulu ditargetkan mendapat investasi Rp2 triliun, memang sangat kecil, karena infrastruktur yang belum memadai," tambahnya.

Awal tahun ini, investasi ke Bengkulu diawali dengan eksplorasi blok migas Bengkulu 1-Mentawai oleh PT Total E&P Indonesie pemenang lelang dan sudah menandatangani kontrak bagi hasil.

"Investasi tahap eksplorasi perusahaan yang berpusat di Paris, Prancis ini sebesar Rp400 miliar," katanya.

Iriansyah mengatakan, satu perusahaan asing lainnya sudah menjajaki investasi di Bengkulu yakni perusahaan asal Dubai yang berniat mengembangkan potensi batu gamping, bahan baku semen.

Perusahaan ini berencana menginvestasikan dana sebesar Rp2,7 triliun dengan lokasi kerja di Kabupaten Seluma, Bengkulu.

Menurutnya, potensi investasi Provinsi Bengkulu yang ditawarkan ke investor diprioritaskan pada sektor hilir hasil bumi.

"Seperti pengolahan minyak sawit, karet dan hasil perkebunan lainnya, sektor hilir perlu investor," katanya.

Industri hilir bidang pertanian dan perikanan serta peternakan juga membutuhkan investor sehingga produk yang dihasilkan petani, nelayan dan peternak memiliki nilai tambah.

Sedangkan sektor tambang, Provinsi Bengkulu masih memiliki potensi seperti batu gamping untuk bahan baku semen dan pasir bijih besi. (ant/as)

No comments:

Post a Comment